Hobi Menulis, Zarkasi Guru MA Miftahussalam Tampil Presentasi Internasional Conference UIN Raden Mas
International Conference on Cultures & Languages (ICCL)

By Administrator 04 Jun 2024, 10:06:59 WIB Pendidikan
Hobi Menulis, Zarkasi Guru MA Miftahussalam Tampil Presentasi Internasional Conference UIN Raden Mas

Gambar : Para presenter foto bersama narasumber kegiatan



Solo -  Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden
Mas Said Surakarta mengadakan kegiatan The 2nd International Conference on Cultures & Languages
(ICCL) dengan tema “Glocalization of Culture and Education: Advancing Islamic Language,
Literature, and Civilization. Kegiatan berlangsung selama 2 hari, 28-29 Mei 2024, di Hotel Grand HAP Solo.

Sebanyak 66 peserta yang terpilih dari 130 peserta yang mengirimkan artikelnya. Selanjutnya Peserta terpilih diberikan kesempatan untuk mempresentasikan artikelnya secara offline maupun online. Para presenter yang mengikuti secara offline sebanyak 38 orang, dan 28 presenter mengikuti secara online. 

Kegiatan Konferensi Internasional dihadiri langsung oleh Rektor UIN Raden
Mas Said Surakarta, Prof. Toto Suharto, M.Ag. Selain itu narasumber kegiatan antara lain Prof. Oman Fathurrahman, M.Hum., dan Prof. Jajat Burhanuddin, M.H. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Megan Lowten dari Inggris dan Prof. Jon Mason dari Australia. 

Zarkasi, Guru MA Miftahussalam Wonosalam menjadi salah satu peserta terpilih untuk mempresentasikan artikelnya yang berjudul "Learning Qur'an Hadisth using Study Tours to Improve Religious Moderation 
and Socio-Cultural Literacy Madrasah Aliyah Students". Dalam tulisan artikelnya menjelaskan bahwa untuk meningkatkan sikap moderasi beragama dan literasi sosial budaya peserta didik Madrasah Aliyah khususnya dalam pembelajaran Al-qur’an Hadis menggunakan studi wisata di Puja Mandhala Bali. 

"Melalui metode observasi, peserta didik akan lebih mudah memahami konsep Moderasi Beragama. Mereka terlibat langsung dalam menggali informasi yang dibutuhkan dengan berkomunikasi kepada masyarakat sekitar. Diharapkan peserta didik dapat menumbuhkan karakter terbuka, toleran, rasional, modern, inklusif, mandiri, dan bertanggung jawab", jelasnya. 

Lebih lanjut, Zarkasi mengungkapkan alasannya memilih Puja Mandala Bali sebagai lokasi penelitiannya. Toleransi dan kerukunan umat beragama di Puja Mandala ini menjadi salah satu pelajaran penting untuk membekali dan meningkatkan sikap moderasi beragama yang akan digunakan oleh para peserta didik untuk hidup bermasyarakat terutama setelah lulus dari madrasah. 

"Puja mandala merupakan simbol kerukunan umat beragama yang berada di Kabupaten Badung Pulau Bali. Di dalam kompleks Puja Mandala terdapat tempat ibadah lima agama berbeda, yakni Mesjid Agung Ibnu Batutah, Pura Jagat Natha, Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB)  Bukit Doa, Vihara Buddha Guna, dan Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa. Masing-masing tempat ibadah memiliki luas wilayah yang sama, tempat parkir di depan tempat ibadah juga digunakan bersama-sama dan tidak pernah terjadi konflik", katanya. 

Selain itu, Zarkasi menambahkan setiap jemaah juga saling menjaga saat ibadah berlangsung, para pemimpin masing-masing agama di Puja Mandala terus berkoordinasi lewat wadah yang bernama “Paguyuban antar umat beragama Puja Mandala”. Toleransi dan kerukunan umat beragama di Puja Mandala ini menjadi salah satu contoh untuk peserta didik, bagaimana kemajemukan bisa tetap menyatu dan sekaligus menjadi contoh pengamalan nilai-nilai pancasila  seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan sekaligus musyawarah serta keadilan sosial yang sangat terlihat. 

Terpisah, Kepala MA Miftahussalam Parsidi mengatakan akan selalu mendukung program-program yang dapat mengembangkan potensi Guru. Hal itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kemajuan madrasah. 

"Pada prinsipnya, kami akan selalu mendukung program pengembangan ketrampilan guru. Seperti Bapak Zarkasi suka menulis dan mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan tulisannya di forum-forum Ilmiah. Dan semoga menjadi inspirasi bagi guru lain untuk bisa meningkatkan kualitas dan kapasitasnya sebagai pendidik", tuturnya. 




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment